Home / Internasional

Foto yang disebut sebagai "gunung tengkorak bison" mengungkapkan sejarah tragis penindasan penduduk asli Amerika Serikat.

InfoNewsID Maret 9, 2025
Foto yang disebut sebagai "gunung tengkorak bison" mengungkapkan sejarah tragis penindasan penduduk asli Amerika Serikat.
Seorang pria digambarkan berdiri di sebuah gundukan tengkorak bison di wilayah kolonial Amerika Serikat pada pertengahan abad ke-19.
SHARE

Dua pria berdiri di atas gunung tengkorak bison, yang dianggap sebagai simbol perburuan selama penjajahan AS. Namun, ada kisah yang lebih mengerikan di baliknya, dengan pesan yang mengejutkan untuk zaman sekarang.

Dua pria berdiri di atas gundukan tengkorak bison. Mereka mengenakan jas hitam dan topi. Foto-foto yang berasal dari abad ke-19 itu, yang menampilkan ribuan tengkorak yang disusun dengan rapi di atas langit, benar-benar mengerikan.

Namun, di balik kesan yang menakutkan, foto itu menyimpan rahasia yang lebih hitam. Gunung tengkorak bison di Amerika Serikat bukanlah akibat dari perburuan yang berlebihan. Selain itu, kedua pria tersebut bukanlah pemburu hewan.

Para ahli berpendapat bahwa gundukan tengkorak bison tersebut menunjukkan upaya teliti untuk membasmi bison.

Tujuan pemusnahan bison ini adalah untuk menghilangkan sumber makanan utama penduduk asli Amerika. Inti dari strategi ini adalah membawa orang asli ke daerah permukiman yang lebih kecil. Orang kulit putih yang baru tiba di Amerika Utara akan memimpin mereka di sana.

Tasha Hubbard, pembuat film Cree dan profesor di Fakultas Studi Penduduk Asli di Universitas Alberta, Kanada, menyatakan, "Foto ini adalah contoh perayaan kolonial terhadap sebuah kehancuran."

Hubbard mengatakan bahwa para penjajah memandang pemberantasan bison sebagai penjinakan wilayah liar yang diperlukan untuk perluasan pemukiman, dan dia mengatakan bahwa ini adalah bagian dari strategi ekspansi kolonial.

Suku-suku yang mengandalkan bison sebagai sumber makanan mereka menghadapi konsekuensi yang mengerikan akibat pembantaian massal bison selama periode kolonial.

Selama bertahun-tahun, penduduk asli Amerika telah berburu bison. Itu biasanya bagian dari budaya nomaden mereka.

Bison diburu untuk menghasilkan kulit untuk tempat tinggal dan pakaian, daging sebagai sumber makanan, dan tulang untuk membuat perkakas.

Hubbard menyatakan bahwa komunitas penduduk asli di seluruh Amerika Utara telah bergantung pada bison selama ribuan tahun.

"Menghilangkan spesies kunci tersebut berarti memicu kelaparan di kalangan masyarakat adat. Strategi itu melemahkan kami sehingga mereka dapat mengendalikan dan mengusir kami dari tanah kami," ujarnya.

Penduduk asli Amerika memburu kurang dari 100.000 bison setiap tahun, tetapi itu masih lebih dari 30 hingga 60 juta ekor bison pada awal 1800-an.

Namun, pada 1 Januari 1889, hanya 456 bison ras murni yang ada di Amerika Serikat saat ini.

256 di antaranya berada di penangkaran dan dilindungi di cagar alam seperti Taman Nasional Yellowstone dan beberapa tempat lain.

Salah satu dari banyak alasan mengapa banyak bison dibunuh secara massal adalah pembangunan tiga jalur kereta api yang melewati wilayah yang paling padat dengan bison.

Pemburuan bison meningkatkan permintaan konsumen untuk kulit dan daging bison. Di sisi lain, dengan senapan modern, perburuan bison menjadi lebih mudah, dan tidak ada regulasi yang membatasi perburuan.

Namun, para sejarawan mencatat alasan yang lebih mengerikan untuk penurunan populasi bison: penjajahan dan penaklukan, bukan kebutuhan nyata para pemukim Amerika terhadap daging dan kulit bison.

"Hasrat mengejar kekayaan dan kekuasaan dalam bentuk kepemilikan tanah, perbudakan, serta keinginan untuk meraih keuntungan tanpa batas serta komodifikasi sumber daya alam adalah alasan betapa intensnya perburuan bison serta serangan politik dan fisik terhadap masyarakat adat selama lima abad terakhir," kata Bethany Hughes, anggota komunitas Choctaw Nation di Oklahoma.

Hughes adalah asisten profesor di Departemen Studi Masyarakat Adat Amerika Universitas Michigan.

Selain itu, proyek Jalur Kereta Api Lintas Benua yang selesai pada 1869 mempercepat kepunahan bison. Pada 1871, sebuah usaha penyamakan kulit privat di Pennsylvania mengembangkan cara untuk membuat kulit komersial dari kulit bison.

Menurut sebuah penelitian, industri mendorong kawanan pemburu kulit binatang untuk menghancurkan kawanan bison dataran tengah dengan "kecepatan yang mengejutkan".

Di Michigan Carbon Works, sebuah kilang yang memproses tulang kawanan hewan, ada gundukan tengkorak bison. Di sana, tulang bison diolah menjadi arang yang digunakan oleh pabrik gula untuk menyaring dan memurnikan gula, dan tulang bison digunakan oleh industri sebagai lem dan pupuk.

"Foto gundukan tengkorak bison ini merekam bisnis yang sangat sukses yang dibangun di atas limbah yang dihasilkan oleh ekspansi kolonial Amerika dan logika rasial yang menarasikan inferioritas penduduk asli Amerika," kata Hughes.

"Kolonialisme dan kapitalisme berjalan bersamaan," ujar Hughes.

"Mendapatkan keuntungan dan mendorong keberhasilan ekonomi yang dicapai Michigan Carbon Works dalam pengolahan tulang bison berarti mengambil manfaat dan berpartisipasi dalam berbagai proyek kolonial yang melucuti hak-hak masyarakat adat terhadap tanah, kebangsaan, dan budaya," kata Hughes.

"Foto gundukan tengkorak bison ini bukanlah pengingat atas dampak buruk masa lalu kolonial. Ini adalah sebuah gugatan terhadap konsumerisme komersial yang mengaburkan kondisi material dan etika, yang membuat kemewahan seperti gula rafinasi tampak tidak meninggalkan jejak kelam," tuturnya.

Dalam kampanye militer yang menggunakan perampasan sumber daya sebagai strategi, pembunuhan bison juga merupakan bagian dari operasi.

Fakta bahwa pejabat militer kolonial menghabiskan sumber daya penduduk asli Amerika melalui pembunuhan bison telah didokumentasikan dengan baik.

InfoNewsID

Kumpulan berita-berita terbaru Nasional dan Mancanegara

IKUTI KAMI

© 2025 InfoNewsID. All Right Reserved.